Dokumen pribadi: Merbabu via Selo |
Sayangnya banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup. Bahkan untuk persiapan perlengkapan dan pengetahuan dasar mendaki sering di abaikan. Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekedar untuk hura-hura. Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali sembrono.
Berikut kesalahan para pendaki pemula yang sering membuat mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung jauh lebih bahaya dari pada pergi ke mall.
Akulah Yang Paling Cepat
Ciri khas seseorang masih pendaki pemula adalah selalu bergerak dengat cepat pada awal-awal pendakian karena badan masih fit. Mereka selalu tergesa-gesa menjadikan mendaki gunung seolah lomba lari menuju kepuncak. Siapa yang paling cepat dia juaranya. Tapi, setelah perjalanan turun baru masalah akan datang. Kehabisan tenaga, cidera otot hingga kecelakaan dan kehilangan arah karena kelelahan akan menjadi ancaman. Jadi, Menjadi paling pertama sampai puncak dan pertama turun gunung adalah tujuan utamaku. "Akulah si cepat, Tanpa Sadar kutinggalkan sahabatku yang kelelahan mati digunung."
Sok Jagoan
Dengan alasan mecari tantangan, para pendaki pemula tidak mempelajari dulu jalur pendakian yang akan dilalui dan asal memilih jalur pendakian. Namum parahnya, seringkali mereka melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta topografi, terkadang kompas pun mereka tidak bawa. Maka "Petualangan Sherina" mereka akan berakhir di dasar jurang, mati kedinginan di lembah atau ditandu tim SAR yang di bohonggi oleh mereka.
Buruknya Manajemen Logistik
Dalam benak mereka mendaki gunung membutuhkan makanan yang praktis , maka sudah pasti identik dengan yang namanya mie instan. Padahal hal ini merupakan keslahan besar. Mendaki gunung adalah kegiatan yang cukup berat, bahkan membutuhkan sampai 4.000 kkal perharinya. Untuk mendapatkan sejumlah itu maka daging dagingan, coklat dan makanan berkarbohidrat. Bukan sekedar mie instan yang sulit dicerna tubuh dan banyak menyerap kadar air dalam tubuh. Padahal tubuh butuh banyak masukan energy untuk tenaga dan menghangatkan badan. Jika terjadi kondisi lemas dan lapar maka sering terjadi kecelakaan kurang konsentrasi, pingsan hingga hipotermia.
Buruknya Pengepakan Barang
Packing barang pada tas carrier adalah kemampuan dasar yang harus di miliki oleh pendaki. Karena medan yang sulit, tidak boleh ada yang tergantung diluar selain botol minuman. Maka lihatlah para pendaki pemula, biar bergaya panci digantung diluar, tangan menenteng sleeping bag atau jaket. Carrier mereka tidak dilapisi dengan cover bag. Pakaian didalam tidak dilapisi plastic, maka ketika hujan turun semua pakaian, jaket dan sleeping bag basah. Padahal hal terpenting adalah menjaga pakaian agar tetap kering. Tidur dengan keadaan baju basah merupakan penyebab terjadinya hipotermia.
Hipotermia Disangka Kesurupan
Banyak pendaki pemula yang mendaki tanpa pengetahuan yang dipelajari. Karena kurangnya pengetahuan mereka akan salah kaprah dalam menangani gejala hipotermia. Penderita hipotermia akan mengalami menggigil, kehilangan kesadaran, lalu mulai bicara ngelantur, bahkan dalam beberapa kasus korban meronta-ronta sambil berusaha membuka pakaian karena berhalunisasi merasa kegerahan. Maka teman temanya menyangka temanya kesurupan. Mereka malah membacakan doa-doa untuk mengusir jinya. Seharusnya harus melakuakn pertolongan Apa Itu Hipotermia? Cara Penanganan dan Pencegahan
Melakuakn Pendakian Dengan Rombongan Besar
Banyak pendaki pemula melakukan pendakian dengan rombongan yang besar, dengam angapan semakin ramai semakin asik dan lebih aman banyak yang menjaga. Padahal itu merupakan kesalahan besar. Rombongan besar justru malah merepotkan, semakin sulit dalam membagi logistic, menejemen perjalanan dan yang paling sering adalah banyaknya konflik selama pendakian. Itu sudah pasti. Keinginan angota yang beraneka ragam dan sikap intoleransi.
Mau Mendaki Gunung Apa Mau Ke Mall
Pendaki pemula yang hanya mengejar "nanti foto dipuncak" terkadang kurang memperhatikan perlengkapan setandar mendaki. Dengan hanya memakai sepatu futsal, jaket Real Madrid, tas gendong addidas muat tiga botol air mineral. Mereka bersiap menuju puncak. Tapi di jemput Tim SAR deh.. hehehe
Jadi Mendaki Gunung itu Intinya butuh persiapan dari segala hal bukan hanya bermodal nekat.. Ok. [Mas Sup]
Bonus. Merbabu via Selo |